Marah atas ketiadaan komunikasi

Valid ga sih kalau aku marah?


Salah ga sih kalau aku marah?


Dari awal ambil prethesis, aku siap untuk fokus sama skripsi ini. Teman-teman sekelompokku ikut lomba malah aku mikir, "wah keren ya masih mau nyibukkin diri sama lomba, gak takut susah bagi waktu".


Awalnya ada komunikasi karena memang lagi ngobrol. Sebatas "Aku nanti mau ikut lomba ini" yang bisa kujawab "Waaah sama siapa? Ikut lomba terus, gak cape?"


Sampai lama-lama kalau ikut lomba tau-tau udah submit ini itu, aku gatau apa-apa. Bimbingan skripsi aku yang atur, alur skripsi kayak gini gitu aku atur. Ada kok jobdesk kalau dikasih, tapi aku juga bingung.


Sampai di titik, "kok aku gak diajak?". Di situ ada perasaan sedih. Aku gatau itu karena aku ga diajak atau ga dikasih tau. Cuma yang paling bikin marah adalah gaada info ke aku, sampai aku ngerasa cuma dimanfaatkan. Sampai aku ngerasa, "kok aku doang yang sibuk? Apa aku doang yang mikirin ini itu? Kalian mikirin gak?" 


Di sisi lain juga aku mikir, "Apa aku aja yang terlalu semangat? Apa aku aja yang terlalu ambis? Apa yang mereka lakuin sebenernya wajar cuma aku aja yang terlalu sempit pikirannya dan terlalu takut buat berkembang dengan ga ikut lomba ini itu? Dengan ga cari info lomba ini itu?"


Yang pada akhirnya aku sadari adalah bahwa aku marah karena minimnya komunikasi. Walau sebenernya aku juga bingung, apa karena emang itu? Atau karena ga diajak? Valid kah perasaaan aku atau aku terlalu berlebihan? Apakah aku childish?

Komentar